Mahasiswa Prodi Farmasi memperingati hari guru dengan pemotongan tumpeng di sertai pemberian kejutan pada dosen-dosen Prodi Farmasi. Pada peringatan hari guru ini di hadiri oleh ketua Stikes Rajekwesi Bojonegoro yaitu Ibu Fidrotin Azizah sekaligus memberikan sambutan. Isi sambutan beliau diantaranya adalah pentingnya mengingat dan memperingati hari guru karena guru merupakan marwah bangsa kita tuturnya, lebih lanjut beliau juga menyampaikan bahwa memperingati hari guru tidak harus dengan acara yang mewah yang penting kita sebagai anak bangsa tetap mengingat dan merasakan perjuangan guru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa guna mencapai indonesia emas di tahun 2045.
Guru
merupakan pondasi sebuah bangsa yang mengasah,
mengasihi dan mengasuh segenap anak bangsa. Jika kita kembali pada sejarah
ketika Jepang kalah dalam perang dunia ke-dua setelah Amerika Serikat dan
sekutunya menjatuhkan bom atom yang meluluhlantakkan kota Hiroshima dan
Nagasaki. Komandan perang Jepang melaporkan kekalahan mereka atas AS dan
sekutunya kepada Kaisar Hirohito, sang Komandan perang berkata “Kaisar kita
telah kalah dalam perang” kemudian Kaisar Hirohito menjawab “Berapa jumlah guru
yang tersisa? Dan saya akan bangun dalam 20 tahun”. Jadi dari jawaban sang
kaisar bahwa betapa pentingnya guru yang mana guru adalah rahim bangsa.
Banyak take line yang bermunculan terkait hari guru dan dosen
namun selalu kontradiktif dengan kenyataan yang dialaminya. Penderitaan guru
dan dosen dapat kita saksikan dimana-mana karena kurangnya perhatian dari pemerintah
dan dari lembaga tempat mereka bekerja. Mereka hanya dijadikan sapi perah oleh
lembaga untuk melakukan tugas-tugas mengajar ataupun tridarma perguruan tinggi namun
tidak diiringi dengan jaminan kesejahteraan.
Untuk
itu kita harus tetap optimistis untuk membangun bangsa melaui guru dan dosen
sesuai dengan amanat konstitusi pasal 31 ayat 3 yang
berisi pendidikan harus bermuara untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan serta
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penulis : Muhammad Idris, S.Si., M.Sc