Gambar Tanaman |
||
Nama
Latin |
: |
Zingiber
purpureum Roxb |
Nama
Daerah |
: |
di
Jawa Barat tanaman ini dikenal sebagai “pangle”, di Jawa Tengah dan Jawa
Timur dikenal dengan “bengle”, “banggele” di Bali, “kunyit bolai, bungle,
mungle, bengle, banglai, atau kunit bolai” di Sumatera. Masyarakat suku jawa
yang lama menetap di Sumatera Utara menyebut bangle dengan sebutan “bungle”. |
Famili |
: |
Zingiberaceae |
Kandungan
Kimia |
: |
Rimpang bangle
mengandung minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tannin, saponin,
flavonoid, triterpenoid, steroid, alkaloid, dan glikosida (Padmasari,dkk.
2013). Bangle mengandung senyawa kimia yang berkhasiat antiinflamasi dan
antiedema seperti (E)- UNIVERSITAS MEDAN AREA 1-(3,4-dimethoxyphenyl)-butena
dan (E)-1-(3,4- dimethoxyphenyl)-butadiena (DMPBD)(Guyton (1997) dan
Chay,dkk, 2008). Ekstrak rimpang bangle memiliki efek mukolitik (berfungsi
sebagai obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas) sehingga
mengurangi kekentalan dahak dan dapat digunakan sebagai obat batuk
tradisional (Alam,dkk, 2012). |
Khasiat
dan Kegunaan |
: |
Masyarakat
indonesia biasanya menggunakan tumbuhan Bangle (Zingiber purpureum Roxb)
sebagai penurun panas (antipiretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh
dahak (ekspektoran), pembersih darah, pencahar (laksatif), antioksidan, dan
obat cacing (vermifuge) (Mursito 2007; Dalimartha 2009; Tim TPC 2012;
Alam,dkk, 2012 ). Pada masyarakat suku jawa yang menetap di Sumatera Utara,
selain sebagai tanaman obat bangle juga memiliki nilai budaya yang sangat
kuat. Nilai budaya yang diterapkan turun menurun hingga saat ini yaitu
penggunaan bangle pada bayi yang baru lahir. Ibu-ibu suku jawa yang menetap
di Sumatera Utara selalu mengoleskan gerusan bangle pada dahi bayi yang baru
lahir pada saat sore hari, biasanya setelah bayi dimandikan sore hari dan
menjelang maghrib tiba. Menurut penuturan ibu suku jawa yang menetap di
Sumatera Utara, penggunaan bangle ini bertujuan agar bayi terhindar dari
gangguan buruk seperti makhluk halus/makhluk astral. Mereka meyakini bahwa
menjelang sore banyak makhluk halus yang berkeliaran dan dapat membahayakan
bayi mereka sehingga mereka mengoleskan gerusan bangle yang memiliki bau khas
yang tidak disukai makhluk halus dengan harapan hal yang dilakukan ini dapat
melindungi bayi mereka. Nilai-nilai budaya di atas sangat dipercaya oleh
masyarakat terutama masyarakat suku jawa yang menetap di Sumatera Utara.
Namun, secara ilmiah tentu saja kebiasaan tersebut sulit dipercaya (Bibi,
2014). |
Resep
Tradisional |
: |
|
Daftar
Pustaka |
: |
|