DAUN KATUK

 

Gambar Tanaman


Nama Latin

:

Sauropus androgynus (L.) Merr

Nama Daerah

:

mamata (melayu), simani (minangkabau), katuk (sunda), babing, katukan, katu (jawa), kerakur (Madura), katuk (Bengkulu), cekur manis (Malaysia), kayu manis (Bali), binahian (Filipina/Tagalog), ngub (Kamboja) (Santoso, 2013).

Famili

:

Euphorbiaceae

Kandungan Kimia

:

Senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol 90% daun katuk yaitu berupa golongan senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin, polifenol, glikosida, dan flavonoid (Susanti dkk., 2014).

Senyawa aktif dalam daun katuk yang berperan dalam pembentukan ASI yaitu alkaloid dan sterol (Rahmanisa, 2016). Daun katuk juga mengandung tujuh senyawa aktif yaitu lima kelompok senyawa polyunsaturated fatty acidyaitulainoctadecanoic acid; 9-eicosine; 5,8,11heptadecatrienoic acid;juga 9,12,15octadecatrienoic acid; dan juga11,14,17eicosatrienoic acidyang mana berperan sebagai prekursor dan terlibat dalam biosintesis senyawa eikosanoid (prostaglandin, prostasiklin, tromboksan, lipoksin dan leukotrin). Disamping itu, terdapat juga senyawa dari biosintesis steroid hormon yaitu Andostran-17-one dan 3-ethyl-3hydroxy-5alphasecara langsung ialah precursor atausenyawa intermediate dalam biosintesis hormone steroid (progesteron, estradiol, testosteron dan glukokorticoid) (Suprayogi, 2000). Komponen sterol yaitu Stigmasta-5,24-dien-3β-ol (gambar 2.2) yang terdapat pada tanaman katuk bekerja, sama seperti kolesterol yang memiliki fungsi pada proses steroidogenesis (Miharti, 2019).Kolesterol bebas ini diubah ke pregnenolon. Pregnenolon merupakan prekursor untuk semua hormon steroid. Melalui serangkaian reaksi akhirnya terbentuklah estradiol serta hormon steroid lainnya. Proses pembentukan hormon steroid utama terdiri atas tiga bagian, yaitu sintesis kolesterol dari asetat, konversi kolesterol menjadi progesteron, dan pembentukan androgen, estrogen, dan kortikoid dari progesteron (Subekti, 2007). Hormon steroid yaitu khususnya hormon estrogen merupakan hormone yang berfungsi dalam memacu pada sintesis dan pelepasan prolaktin oleh hipofisa. Kandungan tersebut dalam dosis yang tinggi menimbulkan rangsangan reseptor prolaktin pada sel laktotrof untuk memacu neuro hormon yang akan merangsang pengeluran Prolactin Releasing Faktor (PRF). Sehingga terjadinya peningkatan ASI pada saat menyusui (Miharti, 2019).

Khasiat dan Kegunaan

:

Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr.) memiliki khasiat sebagai antioksidan yang kuat (Zahra dkk., 2008), sebagai afrodisiaka (Andini, 2014), dan meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui (Sa’roni dkk., 2004). Serta memiliki daya hambat sebagai antibakteri (Mulyani dkk., 2017), sebagai antikolesterol (Warditiani dkk., 2015), dan antiobesitas (Patonah dkk., 2017)

Daun katuk digunakan antara lain untuk menanggulangi penyakit kurang darah atau anemia karena daun katuk termasuk punya kadar tinggi zat besi. Daun katuk melancarkan produksi air susu ibu (ASI), karena mengandung senyawa asam seskuiterna. Manfaat lainnya adalah untuk pengobatan lokal frambusia (ampas) dan air rebusan diminum. Juga digunakan untuk sembelit, antikuman stafilokokus (pengobatan borok) dan sebagai pewarna alami (warna hijau untuk ketan). Mencegah dan memperbaiki gangguan reproduksi pada wanita dan pria, menghambat penyakit jantung serta gangguan pembuluh darah, meningkatkan efisiensi absorpsi saluran pencernaan. Konsumsi sayur katuk oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui. (Agoes, 2010). Saroni et al. (2004) menemukan bahwa pemberian ekstrak daun katuk pada kelompok ibu melahirkan dan menyusui bayinya dengan dosis 3 x 300mg/ hari selama 15 hari terus-menerus mulai hari ke-2 atau hari ke-3 setelah 8 melahirkan dapat meningkatkan produksi ASI 50,7% lebih banyak dibandingkan dengan kelompok ibu melahirkan dan menyusui bayinya yang tidak diberi ekstrak daun katuk. Pemberian ekstrak daun katuk tersebut dapat mengurangi jumlah subyek kurang ASI sebesar 12,5%. Pemberian ekstrak daun katuk tidak menurunkan kualitas ASI, karena pemberian ekstrak daun katuk tidak menurunkan kadar protein dan kadar lemak ASI

Resep Tradisional

:

 

Daftar Pustaka

:

 

Lebih baru Lebih lama