Gambar Tanaman |
||
Nama
Latin |
: |
Capsicum
frutescens L. |
Nama
Daerah |
: |
Cabe
Rawit, lombok japlak, mengkreng, cengis, ceplik, atau cempling. Dalam bahasa
Sunda cabai rawit disebut cengek. Sementara orang-orang di Nias dan Gayo
menyebutnya dengan nama lada limi dan pentek. Secara internasional, cabai
rawit dikenal dengan nama thai pepper (Tjandra, 2011) |
Famili |
: |
Solanaceae |
Kandungan
Kimia |
: |
Kandungan-kandungan
tersebut meliputi kapsaisin, kapsantin, karotenid, alkaloid, resin, dan
minyak atsiri. Selain itu, cabai ini juga kaya akan kandungan vitamin A, B, C
(Tjandra, 2011). Zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca),
fosfor (P), besi (Fe), vitamin (salah satunya adalah vitamin C) dan mengadung
senyawa - senyawa alkaloid, seperti kapsaisin, flavonoid, dan minyak esensial
juga kerkandung dalam tanaman ini (Prajnanta (2007) dalam Arifin (2010)). |
Khasiat
dan Kegunaan |
: |
berkhasiat untuk
menambah nafsu makan, menguatkan kembali tangan dan kaki yang lemas,
melegakan hidung tersumbat pada penyakit sinusitis, serta mengobati migrain
(sakit kepala sebelah). Sebagai obat luar, cabai rawit juga dapat digunakan
untuk mengobati penyakit rematik, sakit perut, dan kedinginan. Selain sebagai
bahan makanan dan obat, cabai rawit sering digunakan sebagai tanaman hias
disejumlah pekarangan (Tjandra, 2011). Kapsaisin
dikenal memiliki aktivitas anti kanker. Berdasarkan penelitian oleh The
American Association for Cancer Research, kapsaisin diduga dapat membunuh sel
kanker prostat dengan menyebabkan terjadinya apoptosis. Studi klinik di
Jepang dan Cina, menunjukkan bahwa kapsaisin dapat menghambat pertumbuhan sel
leukemia secara langsung. Penelitian lain yang dilakukan di Universitas
Nottingham menduga bahwa kapsaisin dapat meransang terjadinya apoptosis pada
sel kanker paru pada manusia (Widianti dan Suhardjono, 2010). |
Resep
Tradisional |
: |
|
Daftar
Pustaka |
: |
|