Gambar Tanaman |
||
Nama
Latin |
: |
Phyllanthus
niruri L |
Nama
Daerah |
: |
Meniran
ijo, Memeniran (Sunda), Meniran (Jawa) |
Famili |
: |
Phyllanthaceae |
Kandungan
Kimia |
: |
Flavonoid (kuersetin,
kuersitrin, isokuersitrin, astragalin,
rutin),
kaempherol-4-rhamnopyranoside, erydictol-7- rhamnopyranoside ,
nirurin, niruriside, filantin,
hipofilantin, triterpen lup-20-en-3-6-ol, kalium, damar dan tanin
I,2) Berdasarkan penelitian
di sejumlah rumah
sakit di Jakarta
dan Surabaya, dilaporkan
bahwa terapi ajuvan (terapi
pendamping, yaitu obat yang dikonsumsi sebagai penunjang efek obat utama
karena diketahui dapat meningkatkan potensi obat utama) dengan ekstrak
meniran berhasil mempersingkat jangka waktu pengobatan pada beberapa penyakit
seperti tuberculosis (TB), hepatitis dan candidiasis vaginalis. Penambahan
ekstrak meniran pada obat antituberkulosis untuk pasien TB paru pascaprimer
dapat mendorong terjadinya
perubahan pada basil
tahan asam (BTA)
tiga kali lebih
besar. Hasil pengujian klinik
menunjukan bahwa pasien yang menerima obat-obatan antituberkulosis bersamaan
dengan ekstrak meniran 50 mg, sembuh pada minggu ke-6 sedangkan pasien yang
hanya menerima obat-obatan
antituberkulosis mengalami kesembuhan
pada minggu ke-14.
Selanjutnya dilaporkan tidak
ada perbedaan efek samping secara bermakna dengan kedua perlakuan tersebut,
dengan kata lain pemberian ekstrak
meniran yang dikombinasikan dengan
obat antituberkulosis standar
cukup aman. |
Khasiat
dan Kegunaan |
: |
Imunomodulator,
Diuretika |
Resep
Tradisional |
: |
Sebagai
dekokta: 15-30 g herba meniran dalam 250 mL air, diminum 2-3 kali per hari
Dosis harian: 50 mg ekstrak meniran |
Daftar
Pustaka |
: |
· Anonim,
2004, Standard of
ASEAN Herbal Medicines,
Volume II, ASEAN
Countries, Jakarta, 142- 150 · Anonim, 2006,
Meniran: Phylanthus niruri
L., Serial Data
Ilmiah Terkini Tumbuhan
Obat, Badan Pengawas Obat dan
Makanan, Jakarta, 11-12 · Anonim,
1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,
77-78 |